PANGKALPINANG – Usaha tani bawang merah yang dibiayai pemerintah melalui Dana Insentif Daerah (DID) di Poktan Jaya Hortikultura Desa Cambai Selatan Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah dipanen Selasa (14/03/2023) siang.
Kegiatan yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Edi Romdhoni SP MM itu merupakan panen perdana sejak bantuan itu dikucurkan akhir tahun 2022 lalu.
Hasil panen bawang merah tersebut cukup tinggi. Penyuluh pertanian Desa Cambai Selatan Medawani SP mengatakan berdasarkan ubinan yang mereka lakukan jumlah produksi yang didapat mencapai 14,16 ton per hektar.
“Jadi cukup baik di tengah cuaca dan curah hujan yang lumayan tinggi seperti sekarang ini,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel Edi Romdhoni SP MM memuji kerja keras petani yang mampu mendapatkan produksi bawang merah dengan angka yang tinggi. Ia berharap hasil panen itu dapat menambah stok bawang merah di daerah ini sehingga nanti tidak terlalu bergantung banyak dengan luar daerah.
“Bawang merah adalah komoditi salah satu di Bangka Belitung yang memang menjadi perhatian kita. Tujuan pemerintah (memberikan bantuan) untuk menekan inflasi, untuk membantu perekonomian terutama di sektor pertanian. Di hortikultura sudah dibuktikan bahwa petani hortikultura dapat menyelesaikannya,” kata Edi.
Dijelaskannya bawang merah merupakan salah satu komoditi bahan pokok yang kerap menyebabkan teradinya inflasi. Karena itu pemerintah mendorong petani daerah untuk meningkatkan produksi bawang secara masif melalui DID.
“Panen bawang merah (ini merupakan) bantuan dana insentif daerah tahun 2022. Alhamdulillah ini kita bisa buktikan. (Para petani ini adalah) pahlawan-pahlawan yang memang berjuang membantu untuk menekan inflasi daerah,” ujarnya.
Edi minta kegiatan usaha tani bawang merah itu terus dilakukan secara berkelanjutan. Ia tidak menginginkan petani menghentikan kegiatannya meski nanti bantuan pemerintah tidak lagi dikucurkan.
“Jangan nanti setelah panen (minta lagi bantuan). (Tanya) mana lagi bantuannya. Ndak jadi (seperti itu),” tegas Edi seraya minta para petani bawang merah terus menjalin komunikasi antar mereka dengan membentuk komunitas.
“Bentuklah komunitas bawang merah (agar) petani - petani kita, supaya nanti bisa mengatur pola tanam (sehingga) nanti bawang merah di Bangka Belitung bisa berkelanjutan. Jangan nanti pas tanam serentak, pas panen serentak. Nanti gak ada bawang merah kita,” tandasnya.*)